Friday, October 17, 2008

Monolog Iman

Merenung
Pada lesu wajahmu,
Ada gusar menampar,
Pipi putih merelus
Sehingga riak tenang tak ternampak.

Bila mana kau tahu punca,
Kocak air di kolam bernyawa,
Mengapa tak berjaga-jaga?
Sebelum gelombang tsunami melanda.

Ah, memang rawan!
Khilaf ini makin memakan tuan,
Makin rosak badan,
Dan parahnya saat rohani tak di beri makan.

Maka kembalilah
Sebuah akal patutnya tahu merancang,
Menghadap liku perjalanan.
Segumpal hati patutnya tahu memegang,
Janji semalam dengan Tuhan.

~permata biru~
`10.54, kaca jendela'

No comments: